Rencana Keuangan

Rancangan Keuangan


“Kita berdua tidak bisa bersama lagi.”
Kata-kata itulah yang terucap dari bibirnya dan juga di benak saya. Saya setuju. Kami berdua tidak lagi memiliki visi dan misi yang sama sebagai pasangan. Kami kemudian menilik apartemen yang kami miliki bersama. Sudah jelas, mantan pasangan saya akan mengambil alih apartemen tersebut. Bukan hanya karena dia lebih siap dari segi finansial, dia juga jauh lebih menyukai apartemen tersebut dibandingkan dengan saya.
Saat itu saya akan berulang tahun yang ke-30, usia yang saya anggap sebagai “dewasa”. Karena putus cinta, saya merasa telah gagal menjadi “dewasa”. Sehingga, saya berpikir untuk memiliki sebuah apartemen secepatnya, sebagai alternatif menjadi “dewasa”. Pemikiran ini jelas salah, tetapi, saat itu terasa benar. Mungkin karena putus cinta.
Sayangnya, saat itu saya tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar uang muka dari harga apartemen yang saya idamkan. Berhubung ingin menjadi “dewasa” secepatnya, saya memutuskan untuk meninjau keuangan saya, melalui pertanyaan berikut:
  1. Tujuan finansial: hal atau pengalaman apakah yang ingin saya miliki atau alami? Kapan saya ingin memilikinya? Dan, berapakah dana yang dibutuhkan?
  2. Cek realita: berapa selisih antara dana yang saya butuhkan bila dibandingkan dengan dana yang tersedia saat ini?
  3. Tutup selisih: apa yang dapat saya lakukan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan?

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga memiliki angan-angan yang membutuhkan dana? Ingat selalu untuk melibatkan Tuhan dalam merencanakan segala sesuatu.

Komentar